etmanews.com – Jakarta. Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari seorang mantan Penasehat Kapolri (Muradi). Bagaimana tidak, Muradi menyatakan bahwa karir Sambo yang pada sebagian orang diangap sangat cepat melejit itu disinyalir ada campur tangan dari seseorang yang disebutnya sebagai ‘kakak asuh’. Bahkan Muradi pun menduga bahwa dalam kasus pembunuhan Brigadir J sang kakak asuh itu pun akan membantu dalam hal meringankan hukuman mantan Kadiv Propam Mabes Polri itu.
Sementara itu pihak Kepolisian Republik Indonesia memberikan respon atas adanya pernyataan mantan Penasehat Kapolri, Muradi yang mengatakan adanya sosok kakak asuh baik dalam perjalanan karir mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo. maupun terkait untuk meringankan vonis pada kasus pembunuhan Nofriyansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Dilansir dari Tempo.co, Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengungkapkan jika menemukan temuan tersebut untuk segera melapor kepada Tim Khusus.
“Silahkan sampaikan saja ke timsus,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Rabu 21 September 2022.
Dedi mengungkapkan bahwa saat ini Timsus bekerja berdasarkan fakta-fakta hukum. Ia enggan menjawab pertanyaan lebih detil mengenai adanya dugaan sosok kakak dan adik asuh Sambo.
“Timsus bekerja berdasarkan fakta-fakta hukum,” kata Dedi.
Sebelumnya, beredar di pemberitaan media bahwa Mantan penasihat Kapolri, yakni Muradi mengungkap adanya sosok kakak asuh dalam perjalanan karir eks Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo.
Guru Besar Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran ini menjelaskan bahwa Sambo punya kakak asuh yang sudah pensiun hingga memberi jabatan Kadiv Propam. Karir Sambo yang melejit pun berdasar pada senior itu.
Meski begitu, Muradi tak merinci identitas kakak asuh Ferdy Sambo yang dimaksud. Dia hanya mengatakan kakak asuh itu memberikan jabatan Kadiv Propam kepada Sambo pada 2020. Melejitnya karier Sambo di kepolisian diduga karena campur tangan sosok tersebut.
Dikutip dari berbagai sumber, Ferdy Sambo memulai karirnya di kepolisian dengan bergabung di Akademi Kepolisian tahun 1994. Karirnya mulai melesat setelah dia menjadi Kasatserse Polres Jakarta pada 2010. Dua tahun berselang, dia menjabat sebagai Kapolres Purbalingga dan kemudian Kapolres Brebes.
Pada 2015, dia kembali ke Polda Metro Jaya untuk mengemban jabatan Wakil Direktur Kriminal. Setahun di sana, dia ditarik ke Mabes Polri untuk menduduki jabatan Kasubdit IV dan III Dittipidum.
Pada periode 2015-2020 ini, Sambo sempat menangani sejumlah kasus besar seperti kasus Bom Sarinah, kasus kopi Sianida, surat jalan palsu Djoko Tjandra hingga kebakaran Kejaksaan Agung RI.
Pada November 2020, Kapolri Jenderal Idham Azis mengangkat Sambo sebagai Kadiv Propam. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mempertahankan Sambo di posisinya saat menggantikan Idham Azis. Dia pun disebut sebagai jenderal bintang dua termuda dalam sejarah Polri.
Karir cemerlang Irjen Ferdy Sambo berakhir dengan kasus pembunuhan Brigadir J ini. Komisi Kode Etik Polri (KKEP) menjatuhkan vonis Pemberhentian Tidak Dengan Hormat kepada Sambo. Mereka juga telah menolak banding yang diajukan Sambo pada Senin lalu.
Penulis : Subarno