etamnews.com – Samarinda. Bukan sembarang kedai, kedai ini menawarkan aneka produk berdaya pulih, berbagai menu unik tersedia di kedai ini. Ya, Sejak awal Juli 2022, Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Kaltim menghadirkan sesuatu yang baru, yaitu Kedai JATAM Kaltim yang berlokasi di Jl. Abdul Wahab Syahranie, Perum Ratindo 7 Tahap 2.
Ditemui usai mengisi Refleksi 5 Tahun Kamisan di Taman Samarendah pada Sabtu (06/08/22), Mareta Sari, Dimanisator JATAM Kaltim yang baru saja menggantikan Pradarma Rupang yang telah berhenti masa kepengurusannya, menyatakan bahwa Kedai JATAM Kaltim berusaha menghadirkan produk tandingan.
“(Tujuannya) membangun produksi tanding yang berdaya pulih,” ucapnya.
Mareta menyatakan, bahwa Kedai JATAM Kaltim berusaha menawarkan cara pandang baru terhadap energi.
“Aktivitas tambang yang terjadi telah merusak tanah, air, dan udara kita. Tanah yang di dalamnya ada tanaman, yang mana sejak kecil kita tahu yang dimakan itu nasi, nasi dari beras, beras ditanam dimana? Di atas tanah, tanahnya dihancurkan,” tegasnya.
“Kemudian, yang disebut energi itu apa? Apakah lampu? Atau harusnya nasi?” tambahnya.
Mareta juga mengungkapkan bahwa Kedai JATAM Kaltim menampilkan beberapa produksi dari masyarakat terutama kelompok-kelompok masyarakat yang terpaksa hidup berdampingan dengan aktivitas industri tambang di Kaltim dan berusaha untuk membebaskan diri.
“Ada minyak kelapa dari Desa Santan, yang berhadapan dengan PT Indominco (Mandiri). Ada juga keripik singkong dari Sanga-Sanga yang cerita perjuangan dan penghancurannya sudah cukup jelas,” ujarnya.
Kedai JATAM Kaltim pun juga menawarkan beberapa produk tandingan berdaya pulih yang berasal dari luar Kalimantan Timur yang berhadapan juga dengan perusahaan tambang yang rupanya pun berasal dari Kaltim.
“Misalnya kopi dari Dairi, Dairi itu merupakan salah satu tempat di Sumatera Utara yang juga berhadapan dengan perusahaan yang sama dari Kaltim. Jadi nama perusahaannya berbeda tetapi pemiliknya sama,” ungkapnya. “Jadi, kami saling terhubung sebenarnya melalui produk-produk mereka, produk-produk tandingan berdaya pulih.”
“Kalau negara menggunakan batu bara sebagai produk yang dijual, kami mau menunjukkan bahwa ini lho yang disebut produk, ini lho yang disebut energi,” pungkasnya.
JATAM Kaltim kerap mengadvokasi berbagai isu berkaitan dengan tambang di Kaltim, di antaranya meninggalnya anak-anak di lubang bekas galian tambang hingga aktivitas tambang-tambang ilegal yang akhir-akhir ini marak terjadi.
Penulis : Muhammad Al Fatih