Etamnews.com – Samarinda. Aksi Kamisan Kaltim telah berjalan selama kurang lebih 5 tahun. Dalam perjalanannya, Aksi Kamisan Kaltim telah menjalani 255 aksi yang dilakukan tepat di depan Kantor Gubernur Kalimantan Timur.
Roedy Hary AMZ berpendapat, perlu ada dokumentasi terhadap orasi dan puisi yang tampil di Aksi Kamisan Kaltim.
“Kalau bisa dibuat tim sebanyak beberapa orang untuk menghimpun, nanti tiap beberapa bulan sekali dikumpulkan,” ujarnya.
Dari dokumentasi itu, menurutnya mungkin nanti dapat dilakukan analisa-analisa mengenai pola-pola yang dipakai untuk dievaluasi ke depannya.
Roedy pun mencoba melemparkan sebuah pertanyaan kepada orang-orang yang hadir disana; apa sih yang membuat Aksi Kamisan Kaltim berumur panjang?
Kahar Al Bahri, yang kerap disapa sebagai Bang Ocha, salah satu pendiri sekaligus penggawa Aksi Kamisan Kaltim kemudian mengungkapkan, bahwa yang menjadi tantangan sejauh ini dalam melaksanakan Aksi Kamisan Kaltim secara rutin tiap hari Kamis adalah konsistensi.
“Tiap minggu kami harus menentukan tema, kemudian apa yang harus ditulis untuk caption Instagram, flyer, cetak spanduk..” ungkapnya. “Dalam seminggu, hanya pada hari Jum’at dan Sabtu kami bisa merasa tenang.”
Maulana Yudhistira selaku moderator kemudian juga menceritakan bagaimana pada tahun 2019 ia sempat mewakili Aksi Kamisan Kaltim dalam Temu Kamisan Nasional yang berlangsung di Jakarta.
Disana ada diskusi mengenai strategi Kamisan, mulai dari bagaimana menghadapi represi hingga bagaimana agar menarik minat warga.
Ia juga mengungkapkan bagaimana Aksi Kamisan Kaltim menjadi salah satu Aksi Kamisan yang paling diakui dibandingkan daerah-daerah lain.
“Bahkan oleh Aksi Kamisan di Jakarta sendiri kita diakui lebih rapi dalam menjalankan aksi,” ungkapnya.
Ia kemudian berpendapat, bahwa agar Aksi Kamisan Kaltim yang sudah diakui ini memiliki nafas yang lebih panjang, diperlukan cara-cara baru, termasuk di antaranya merekrut orang-orang baru.
“Mungkin perlu anak-anak yang lebih muda untuk juga menjadi penggawa,” ucapnya.
Diskusi kemudian terus berlanjut, dan dalam forum tersebut kemudian disepakati salah satunya bahwa perlu ada diskusi secara rutin untuk bahan evaluasi, dimana diskusi itu nantinya akan diselenggarkan tiap akhir bulan pada hari Sabtu di tempat yang sama di Taman Samarendah, diskusi selanjutnya sendiri akan dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus.
Di diskusi-diskusi rutin tersebut, nantinya juga akan diadakan penentuan tema yang akan dilaksanakan selama satu bulan ke depannya.
(Fatih).
Editor : Rafik.