etamnews.com – Balikpapan. Bukanlah hal berlebihan jika dikatakan bahwa Universitas Balikapan (UNIBA) adalah salah satu universitas terkemuka di wilayah Kalimantan Timur bahkan Kalimantan. Terbukti dengan terus meningkatnya sarana dan prasarana kampus salah satunya adalah sarana ibadah bagi mahasiswa beragama Islam di kampus.
Ya, hari ini, Jumat, 22/07/2022 Universitas Balikpapan meresmikan masjid yang diberi nama “Amirul Haq”, hebatnya lagi, masjid tersebut diresmikan oleh Ustdaz Abdul Somad.
Diketahui bahwa Ustadz Abdul Somad atau yang akrab disapa UAS selain akan meresmikan Masjid Amirul Haq, juga akan menyampaikan kuliah umum di Universitas Balikpapan.
Acara yang telah dipersiapkan secara matang itu dihadiri langsung oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur (YAPENTI – DWK) Universitas Balikpapan Rendy Susiwo Ismail yang barus saja usai menunaikan rukun Islam kelima yakni Ibadah haji ditanah suci Mekkah Almukarromah.
Prosesi peresmian masjid dan kuliah umum itu diawali dengan pemotongan pita disusul penandatanganan prasasti oleh Ustadz Abdul Somad.
Saat pemotongan pita dan penandatanganan prasasti UAS didampingi oleh Rendy Susiswo Ismail, Isradi Zainal selaku rektor Uniba, Asisten II Pemkot Balikpapan, Sugianto, selaku ketua panitia pembangunan masjid disaksikan seluruh tamu undangan yang hadir yang merupakan perwakilan dari berbagai instansi dan organisasi.
Acara kemudian dilanjutkan dengan kuliah umum, prosesi kuliah umum ini diawali dengan penyampaian sambutan dari Rektor Universitas Balikpapan dan Ketua YAPENTI DWK – UNIBA.
Dr. H. Rendy Susiswo Ismail. SH., MH. demikian nama lengkap dan gelar yang disebutkan oleh pembawa acara kala meminta Rendy (sapaan akrab) untuk menyampaikan sambutan.
Dalam sambutannya Rendy menyampaikan beberapa poin penting khususnya terkait dengan label ustadz radikal yang disandangkan oleh kelompok tertentu terhadap Ustadz Abdul Somad.
“Yang kami hormati dan kami banggakan Prof. Ustadz Abdul Somad. Lc., MA., Ph.D, saya sebutkan lengkap gelar akademik beliau, untuk menegaskan bahwa beliau memiliki kualitas keilmuan yang luarbiasa, dan saya yakin bahwa gelar akademik beliau bukanlah gelar yang diperoleh secara abal-abal, sehingga kapasitas dan kapabilitas beliau sebagai seorang Ustadz, Dosen, Guru dan Pengajar, jelas dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Karenanya jika ada pihak atau kelompok tertentu yang mengatakan bahwa Ustadz Abdul Somad adalah Ustadz radikal, maka sebenarnya dialah yang radikal, yang menyebutkan beliau radikal pasti orang yang tidak memiliki keilmuan yang jelas.” Ungkap Rendy tegas.
Rendy juga menyatakan bahwa kata radikal telah dengan sengaja dipakai untuk menstigmatisasi Islam sebagai intoleran.
“Pihak yang mengatakan adanya islam radikal, jelas adalah pihak yang ingin menjatuhkan Islam, kata radikal adalah kata yang sengaja digunakan untuk membangun stigma bahwa islam itu intoleran, padahal islam dengan tegas mengajarkan “Rahmatan lil ‘alamin” yakni rahmat untuk seluruh semesta alam.” Tambahnya.
Dalam sambutannya Rendy juga menyampaikan kepada seluruh hadirin, bahwa masjid Amirul Haq dapat terbangun dengan cepat adalah juga berkat doa dari Ustadz Abdul Somad.
“Kalau masih ada yang ingat, empat tahun lalu, ketika saya mengundang Ustadz Abdul Somad, beliau mengatakan beliau tidak ingin diundang hanya untuk meletakkan batu pertama, tetapi juga meresmikan masjid. Atas ucapan beliau tersebut saya tertantang untuk membangun masjid ini dengan cepat dan diresmikan, hari ini itu semua menjadi kenyataan, dan Alhamdulillah Ustadz Abdul Somad sekarang ada ditengah-tengah kita, hadir disini untuk meresmikan masjid Amirul Haq ini.” Ujar Rendy bersemangat.
Rendy kemudian menambahkan bahwa Masjid Amirul Haq, akan menjadi pusat kegiatan keumatan.
“Kepada Ustadz Abdul Somad saya ingin sampaikan, bahwa masjid ini tidak hanya untuk ibadah wajib dan kegiatan kemahasiswaan saja, tetapi juga saya berkomitmen bahwa masjid juga akan kita jadikan sentra kegiatan keumatan.” Imbuhnya.
Rendy lantas menyerukan kepada seluruh mahasiswa Uniba yang beragama Islam, untuk memakmurkan masjid Amirul Haq.
“Kepada seluruh mahasiswa yang beragama Islam, saya menyampaikan, bahwa anda semua wajib memakmurkan masjid ini semakmur-makmurnya, karena kelak kita semua akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Allah. Dan ini saya sampaikan kepada anda semua, dengan demikian telah gugur kewajiban saya untuk menyerukan agar memakmurkan masjid kita ini.”
Kuliah Umum Ustadz Abdul Somad
Ustadz Abdul Somad mengawali kuliah umumnya dengan merespon santai dan sedikit kelakar mengenai label radikal yang disematkan kepadanya.
“Duduk disamping kanan saya Bapak Ketua Yayasan, disamping kiri saya Bapak Rektor, jadi semua yang melekat dibadan saya labelling sebagai orang yang radikal, orang yang ingin mendirikan negara islam, orang yang anti NKRI, maka dengan hadirnya saya di kampus Universitas Balikpapan didampingi oleh ketua Pembina Yayasan dan Rektor ini bisa ada dua kemungkinan, pertama hilang label itu dari diri saya , atau kedua beliau berdua dapat label baru (radikal).” Ujar Ustadz Alumni Al Azhar, Mesir dan Darul Hadits, Maroko itu disambut tawa dari hadirin.
Ustadz Abdul Somad kemudian melanjutkan, bahwa menurutnya, kehadiran dirinya menyampaikan tausiyah ataupun kuliah umum di kampus secara otomatis menghapuskan label radikal.
“Rasa-rasanya dengan kehadiran saya di kampus dapat menghilangkan labelling terhadap saya, karena kampus adalah pusatnya peradaban, kampus adalah tempatnya orang-orang yang berpikir, kampus adalah tempatnya agen-agen perubahan.” Ungkap Ustdaz Abdul Somad.
Ustadz Abdul Somad yang menyampaikan kuiah umum dengan tema “Kampus sebagai pusat pembentuk peradaban dan akhlakul karimah” menjelaskan bahwa peradaban dapat diartikan secara sederhana yakni peradaban adalah sebagai hasil cipta, rasa, karsa dan karya manusia. Ia kemudian menjelaskan bahwa peradaban dalam bahasa Arab adalah dari kata “Hadharah” (Hadir) yang berarti orang yang hadir atau menetap disuatu tempat, sedangkan lawan dari kata Hadharah adalah “Badawah” atau “Badui” yang artinya berpindah-pindah atau dalam bahasa lainnya dikenal dengan istilah nomaden. hasil dari cipta, rasa, karsa dan karya manusia, dapat berbentuk fisik dan non fisik. Ustadz Somad kemudian mengambil contoh terbangunnya piramida di Mesir yang merupakan peninggalan Fir’aun dan Masyarakat Badui yang hidupnya berpindah-pindah.
“Dalam makna Hadharah, maka Fir’aun yang membangun Piramida itu dapat dikatakan sebagai membangun peradaban dalam konteks fisik.”
Ustdaz Abdul Somad kemudian menjelaskan mengenai peradaban non fisik, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam yaitu dengan membentuk akhlakul karimah.
“Rasulullah tidak membangun peradaban fisik, tetapi membangun peradaban non fisik yang kita sebut dalam tema yakni akhlakul karimah” ucapnya.
Lebih lanjut Ustadz Abdul Somad juga menerangkan, bahwa sejarah peradaban Islam yang membentang dari ujung Sumatera hingga Kalimantan menunjukkan eksistensinya dengan membangun Istana dan Masjid.
“Saya ingin kita melihat sejarah Islam di Kalimantan, Kerajaan mempawah Kalimantan Barat disana ada sosok Habib Husein sebagai Mufti dan memiliki anak bernama Habib Abdurrahman Al – Qadrie yang membangun istana dan masjid ditepi sungai. Raja dan Sultan Islam pasti membangun Istana dan Masjid karena keduanya tidak dapat dipisahkan, sebab umat Islam ketika berdoa satu nafas yakni “Robbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhiroti hasanah waqina adzabannar” maknanya adalah fiddunya hasanah adalah istana, fil akhiroti hasanah adalah masjid, ini mengesankan bahwa dengan membangun istana dan masjid maka dunianya dapat akhiratnya juga dapat. Dengan demikian peradaban islam adalah peradaban yang tidak meninggalkan dunia” Terang Ustadz Abdul Somad.
Ustadz Abdul Somad juga tak lupa mengucapkan rasa terimakasihnya kepada segenap keluarga besar Uniba yang masih mengingat waktu terakhir kali ketika ia datang ke kampus Uniba.
“Saya merasa mendapatkan kehormatan, karena pembawa acara masih bisa menyebutkan bahwa Ustadz Abdul Somad terakhir datang adalah empat tahun dua bulan kurang dua hari.” Ungkap sang Ustadz.
Ustadz Abdul Somad menutup kuliah umum yang berlangsung kurang lebih satu jam itu dengan memimpin pembacaan doa, dan setelahnya Ustadz Abdul Somad menyempatkan diri melayani masyarakat yang menghampirinya baik sekedar bisa bersalaman maupun untuk mengabadikan momen kebersamaan di Masjid Amirul Haq Universitas Balikpapan.(dyt)