Etamnews.com – Samarinda. Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Guntur memberikan pernyataan bahwa dalam pandangannya, trotoar di Samarinda masih minim. Hal ini turut disampaikan juga oleh Pakar Tata Kota, Farid Nurrahman.
Ditemui di kantornya di Ruangku Coworking Space pada Kamis (30/06/22), Farid Nurrahman, direktur Planosentris Nusantara yang mempunyai fokus pada pusat studi perkotaan, menanggapi bahwa pernyataan itu merupakan hal yang wajar.
“Kalau dibilang minim, mungkin di beberapa ruas jalan memang kurang ramah untuk pejalan kaki,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, dari apa yang dia lihat, masyarakat Samarinda sebenarnya senang berjalan kaki.
“Kalau kita lihat di fasilitas-fasilitas olahraga di Samarinda kan selalu ramai didatangi orang, berarti kan masyarakat ini merindukan fasilitas untuk berjalan kaki,” ungkapnya.
Farid menambahkan, bahwa dalam pembangunan trotoar, perlu dilakukan riset mengenai ruas-ruas yang sebaiknya dibangun.
“Harus dimulai dari ruas-ruas yang jadi pusat perdagangan dan jasa di Samarinda itu dimana, dipetakan persebarannya lalu dibangun dan diperbaiki trotoarnya mulai dari situ, karena kan aktivitas pasti banyak disitu, di daerah seperti pasar, mall, kafe, ruko, dan sebagainya,” sebutnya.
Farid juga menyebutkan untuk penyediaan trotoar yang ramah difabel pun perlu dilakukan riset.
“Dilihat dari data penduduk yang difabel, dipetakan mereka sering beraktivitas kemana, misalnya ke taman kota, fasilitas kesehatan atau fasilitas pendidikan, lalu daerah-daerah tersebut diprioritaskan,” ujarnya.
“Kalau di Bontang pembangunan trotoar untuk difabel menggunakan kajian mengenai itu.”
Terakhir, Farid menekankan pentingnya integrasi antara trotoar dan transportasi umum.
“Di luar negeri, fasilitas transportasi umum biasa berjarak 15 menit dari pemukiman, sehingga masyarakat bisa berjalan kaki untuk mencapai transportasi umum,” pungkasnya.
(fatih).
Editor : Hidayat.