Etamnews.com – Samarinda. Lurah Temindung Permai Umi Hujaidah, dalam kegiatan pengukuran tanah warga yang memiliki SPPT di sekitaran bantara Sungai Karang Mumus (SKM) mendampingi pihak kecamatan dan Kabag SDA Pemkot Samarinda di tiga RT diantaranya adalah RT 26, 28, dan 29 pada hari Kamis lalu (13/6/22).
Dalam kegiatan tersebut hadir Kabag SDA Kota Samarinda, Camat Sungai Pinang, Staff Pertanahan, Staff BPN, Kasi Ekobang Kelurahan Temindung Permai, serta Kepala RT terkait.
Tujuan dari pengukuran tersebut adalah bentuk pendataan luasan tanah yang harus diganti oleh pemerintah terkait, karna harus dipindahkan dari kawasan itu.
Rumah atau bangunan yang ditempati warga disana juga harus dipindahkan ke tempat yang jauh dari area sungai.
Hal ini merupakan tindak lanjut dari program normalisasi bantaran sungai.
Meski demikian, yang mendapat ganti rugi tanah dan bangunan hanya warga yang memiliki SPPT. Sedangkan yang tidak memiliki SPPT hanya mendapat ganti rugi bangunan.
“Tujuannya untuk diukur, kemudian warga di sana yang memiliki SPPT tanahnya akan diganti sesuai ukuran tanahnya, sedangkan yang tidak punya SPPT hanya bangunannya saja yang diganti,” jelas Hujaidah saat dikonfirmasi di ruangannya, Kamis (30/6/22).
Lebih lanjut, Hujaidah menyebutkan pentingnya normalisasi kawasan sungai adalah untuk mengurangi penyebab banjir yang kerap melanda kota tepian ini.
Ia juga mengatakan bahwa aktivitas pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, terlebih itu berada di pinggiran sungai akan semakin memperparah masalah banjir.
“Jadi rumah-rumah di sana, kemudian aktivitas pembangunan yang mengambil kawasan sungai mengakibatkan penyempitan aliran air di sana,” ujarnya.
Belum lagi masyarakat membuang sampah sembarangan, sambungnya. Ada banyak tumpukan jenis sampah di sana, mulai dari bangkai kursi, televisi, dan sampah-sampah lainnya termasuk sampah plastik terlihat menghiasi sungai dengan kekumuhan.
Meski demikian masyarakat di sana menyangkal bahwa sampah-sampah itu berasal dari tempat lain yang terbawa arus banjir.
“Ada banyak sampah, ada kursi rusak, televisi segala macam, sampah plastik, dan sampah-sampah lainnya. Tapi setelah ditanya mereka menyangkal, mereka bilang itu dibawa dari tempat lain gara-gara banjir,” paparnya.
(barno).
Editor : Hidayat.