Etamnews.com – Peninggalan sejarah bercorak Hindu seperti candi, prasasti, hingga karya sastra banyak ditemukan di Indonesia. Sebut saja, Candi Prambanan di Yogyakarta dan berbagai candi lain yang tersebar di dalam negeri.
Hal ini tak lepas dari sejarah panjang penyebaran agama Hindu di Nusantara pada masa lampau. Bahkan, sampai membentuk kerajaan yang tersebar di berbagai wilayah di Tanah Air.
Mulai dari Kerajaan Kutai yang paling tua karena berdiri sejak 500 Masehi sampai Kerajaan Majapahit yang berdiri pada 1292 Masehi dengan pemimpinnya yang terkenal, Gajah Mada.
Maka tak heran, berbagai peninggalan sejarah dari masing-masing kerajaan masih dapat dinikmati sampai masa sekarang. Berikut peninggalan sejarah bercorak Hindu di Indonesia.
1. Candi Prambanan
Candi Prambanan adalah salah satu peninggalan sejarah bercorak Hindu. (iStockphoto/Valens Hascaryo)
Siapa yang tak tahu candi bercorak Hindu satu ini? Candi Prambanan yang terletak di Kabupaten Sleman, Yogyakarta merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia.
Konon, candi ini dibangun sebagai persembahan kepada Trimurti alias tiga dewa Hindu, yaitu Dewa Brahma sebagai pencipta, Dewa Wisnu sebagai pemelihara, dan Dewa Siwa sebagai pemusnah.
UNESCO memasukkan Candi Prambanan ke dalam daftar situs warisan dunia bersama Candi Borobudur yang bercorak Buddha. Candi Prambanan juga disebut sebagai salah satu candi terindah di Asia Tenggara dan kini menjadi salah satu objek wisata bagi masyarakat.
2. Candi Dieng
Candi yang dibangun pada 700 Masehi terletak di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Bangunan ini disebut berasal dari Kerajaan Kalingga, salah satu kerajaan Hindu di Nusantara.
Sampai saat ini, Candi Dieng merupakan bangunan menhir tertua yang diketahui ada di Jawa Tengah. Namun jumlah bangunan sudah berkurang dari 400 menjadi delapan candi saja.
Peninggalan sejarah bercorak Hindu ini berarsitektur Jawa bagian utara yang mirip dengan Candi Gedong Songo dan Candi Badut di Jawa Timur serta Candi Cangkuang dan Candi Bojongmenje di Jawa Barat.
Arsitektur ini punya gaya sederhana, sedikit ornamen, dan ukuran relatif lebih kecil.
3. Candi Gedong Songo
Candi Gedong Songo termasuk salah satu peninggalan sejarah bercorak Hindu. (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)
Bangunan yang masuk dalam daftar cagar budaya Indonesia ini terletak di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Tepatnya, di lereng Gunung Ungaran.
Seperti halnya Candi Dieng, Candi Gedong Songo juga merupakan salah satu peninggalan sejarah bercorak Hindu yang ada di dataran tinggi, yakni sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Lokasi ini membuat candi yang ditemukan pada 1804 ini punya pemandangan yang indah. Selain itu, ada pula pemandian air panas dari mata air mengandung belerang di kawasan candi ini.
4. Prasasti Kutai
Prasasti Kutai atau dikenal juga dengan Prasasti Mulawarman merupakan peninggalan sejarah dari Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Prasasti ini ditemukan di dekat hulu Sungai Mahakam yang juga merupakan wilayah kerajaan.
Prasasti merupakan dokumen atas informasi tertentu yang ditulis di batu atau logam. Prasasti ini berisi soal Raja Mulawarman yang memberi banyak sapi kepada kaum Brahmana.
Disebutkan pula bahwa Mulawarman adalah anak dari Aswawarman dan cucu dari Kudungga. Informasi dalam prasasti ini ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.
5. Prasasti Ciaruteun
Satu lagi prasasti populer yang merupakan peninggalan sejarah bercorak Hindu di Indonesia, yaitu Prasasti Ciaruteun. Lokasi penemuannya ada di tepi Sungai Ciaruteun, dekat muara Sungai Cisadane, Bogor, Jawa Barat.
Prasasti ini merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Sama halnya dengan Prasasti Kutai, penulisan informasi di prasasti ini menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.
6. Kitab Bharatayudha
Seni sastra ini merupakan karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Kitab Bharatayudha merupakan karya sastra di era pemerintahan Kerajaan Kediri.
Kitab ini selesai ditulis pada 1079 Saka atau tepatnya 6 November 1157 Masehi. Isinya bersumber dari Mahabharata mengenai kemenangan Pandawa atas Kurawa di Padang Kuruksetra atau dikenal sebagai Perang Bharatayudha.
7. Kitab Hariwangsa
Karya sastra ini mengisahkan soal Prabu Kresna, titisan batara Wisnu yang ingin menikah dengan Dewi Rukmini dari Negeri Kundina yang merupakan titisan Dewi Sri.
Kitab ini ditulis oleh Mpu Panuluh pada 1135 sampai 1157 Masehi. Peninggalan sejarah bercorak Hindu ini muncul di era pemerintah Kerajaan Kediri.
SUMBER : CNN INDONESIA
EDITOR : HIDAYAT