Etamnews.com – Samarinda, Ikatan Mahasiswa Muara Badak, menagih janji politik dari beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Perusahaan yang dinilai minim kontribusi terhadap daerah terkhusus di bidang pendidikan.
Andre, Kepala Bidang Kajian Strategis Ikatan Mahsiswa Muara Badak (IMABA) mengatakan bahwa ia geram dengan Anggota Dewan yang hingga saat ini belum menunaikan janji politiknya.
Sebagai informasi, janji politik yang dimaksud adalah pembangunan asrama mahasiswa muara badak, Menurut andre, IMABA mewakafkan dirinya untuk daerah, IMABA adalah bentuk sumbangsi yang nyata bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial.
“Kami terus menyuarakan asrama sebagai bentuk semangat dalam mengejar cita-cita di kota rantau, tapi sampai detik ini asrama tak kunjung ada. Segala bentuk upaya telah kami lakukan mulai dari audiensi secara baik sampai dengan gerakan yg sedikit berisik,” tegasnya.
Andre mengaku, janji politik tersebut belum ditunaikan sampai masa periode hampir selesai belum ada tanda-tanda asrama akan dibangun, pihaknya mengatakan telah melakukan berbagai upaya agar impian memiliki asrama dapat terwujud.
“Entah dengan cara apalagi kita semua harus lakukan, hampir di setiap tahunnya kawan-kawan Merangkul lembaga-lembaga yang ada di muara badak untuk menyuarakan keresahan di kantor camat, namun, hampir setiap gerakan selalu tidak ada kejelasannya, manis selalu jadi senjata para pemerintah untuk kami yg selalu di janjikan,”jelasnya.
Tepat hari pendidikan dan buruh, lanjut dia, IMABA kembali membentuk aliansi kepemudaan untuk melakukan aksi sebagai bentuk kekecewaan kepada pemerintah kecamatan dan juga kepada semua perusahaan yang ada di muara badak.
Hal ini membuat pihaknya menuntut sumbangsih semua perusahaan dalam bidang pendidikan, Kepala Bidang Kajian dan Strategi tersebut menjelaskan sejak tahun 1972 perusahaan sudah mengeruk habis kekayaan muara badak. Namun, menurut Andre sumbangsih perusahaan tersebut dalam kesejahteraan masyarakat masih jauh dari kata layak.
“Terkhusus di bidang pendidikan, dana CSR dari setiap perusahaan yg ada juga tidak ada transparansi penyaluran nya kemana,”tutur Andre.
“Seharusnya dana CSR dari prusahaan mampu menjamin kehidupan mahasiswa yg merantau di kota orang. Terkhusus dalam bentuk sumbangsih financial untuk pembangunan asrama muara badak di samarinda. Tentu itu hanya nominal yg kecil untuk perusahaan migas yg besar di muara badak,”lanjut dia.
Ia selaku mahasiswa dan pemuda mengaku akan terus memperjuangkan apa yg harusnya menjadi hak hak dari pada mahasiswa dan akan terus menyuarakan keresahan mahasiswa sampai asrama itu terealisasi.
“Kami berharap bahwa asrama mahasiswa muara badak dapat terbangun dan terealisasi dengan cepat, mengingat yang terjadi beberapa tahun lalu bahwa 2008 sudah seharusnya asrama mahasiswa muara badak terbangun namun ada hal yang membuat itu yang tidak terbangun, maka dengan itu kami tidak mau hal itu terulang kembali,” Tutup Andre.
(red/mtr).