etamnews.com – Samarinda. Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Timur menggelar acara diskusi kebangsaan dengan tajuk “Meneguhkan Peran Kebangsaan Pemuda Muhammadiyah” pada Rabu, 25 Mei 2022 di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.
Acara yang dilaksanakan di Aula lantai 4 gedung ‘E’kampus yang berlokasi dibilangan Jl. Ir. H. Juanda Samarinda itu dalam rangka memperingati hari lahir / Milad Pemuda Muhammadiyah ke 90 tahun.
Hadir sebagai narasumber utama (Keynote Speaker) adalah Dr. Rendy Susiswo Ismail. SE., SH., MH. Yang tidak lain adalah Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur – Universitas Balikpapan (YAPENTI DWK – UNIBA).
Rendy (sapaan akrab) mengawali materi presentasinya dengan menjelaskan curriculum vitae (CV) secara singkat dan alasan mengapa ia yang notabene adalah akademisi dari kampus non Muhammadiyah justeru didaulat menjadi pembicara utama dalam diskusi kebangsaan itu. Dalam penjelasannya Rendy menyampaikan bahwa dirinya adalah bagian dari Muhammadiyah karena semasa pelajar (SMA) ia adalah pengurus Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Balikpapan dan aktif melakukan perkaderan sampai ke Kabupaten Paser.
Usai menjelaskan CV – nya secara singkat, Rendy mengulas secara kritis perjalanan dan peran Pemuda Muhammadiyah dalam konteks kebangsaan sejak masa pra dan pasca kemerdekaan Negara Republik Indonesia.
“Organisasi Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah sebagai salah satu sayapnya memiliki peran penting dalam pembentukan Negara ini. Tokoh-tokoh Muhammadiyah telah mengambil peran kepeloporan dan memainkan peran penting bahkan dalam hal ideologi Negara tokoh Muhammadiyah ada didalamnya.” Terang Rendy.
Rendy menunjukkan fakta sejarah bahwa Ideologi Pancasila tidak muncul begitu saja, ada proses panjang sebelum akhirnya ditetapkan sebagai ideologi, proses sejarah itu kemudian memunculkan tokoh-tokoh Muhammadiyah sebagai ‘wakil’ dari umat Islam. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kalau tidak ada toleransi dari pada pemimpin-pemimpin Islam untuk mengganti 7 kata dalam Piagam Jakarta, maka kelahiran Pancasila akan memakan waktu yang lama, menguras energi yang begitu besar, dan sidang PPKI akan berlarut-larut.
“Kita harus ingat walau pun Pancasila sudah dibicarakan Soekarno tanggal 1 Juni, tapi ketika, misalnya, orang-orang Islam, khususnya 3 orang tokoh Muhammadiyah yakni Kahar Muzakkir, Singodimedjo, dan Ki Bagus Hadikusumo tidak mau atau menolak konsep Pancasila Bung Karno, bisa jadi tidak ada Pancasila. Kesadaran keindonesiaan dari tokoh-tokoh Muhammadiyah ini, kesadaran untuk kepentingan bersama bukan untuk kepentingan golongan atau organisasi Muhammadiyah melainkan untuk Bangsa dan Negara. Karena itu akhirnya pancasila disepakati sebagai ideologi dengan berbagai dinamika dan pergolakan pikiran para tokoh-tokoh bangsa” Jelas Rendy.
Selanjutnya, Rendy juga mengulas bahwa selain kiprah dan peran penting pada masa sebelum kemerdekaan, Muhammadiyah juga memiliki peran penting pasca kemerdekaan diantaranya adalah peran dalam mencerahkan dan mencerdaskan bangsa melalui sektor pendidikan. Menurutnya Muhammadiyah telah berkiprah di dunia pendidikan. Hal ini merupakan sumbangsih besar Muhammadiyah kepada bangsa yang tidak terbantahkan.
Karena itu Rendy kemudian berpesan kepada seluruh kader pemuda muhammadiyah bahwa salah satu cara untuk meneguhkan peran kebangsaan adalah dengan menjaga kemurnian Ideologi Pancasila dan juga menjaga UUD 1945. Karena menurutnya telah banyak upaya dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk merubah isi pancasila dan UUD 1945. Dan jika pemuda khususnya Pemuda Muhammadiyah tidak memiliki kepekaan kemudian lengah, bukan tidak mungkin pancasila dan UUD 1945 hanya akan tinggal cerita yang berarti kehancuran Bangsa dan Negara Republik Indonesia.
Lebih lanjut Rendy juga menyampaikan bahwa salah satu yang harus diwaspadai adalah politik praktis. Menurutnya perubahan ideologi Pancasila dan UUD 1945 dilakukan melalui proses politik atas kepentingan-kepentingan kelompok tertentu yang ingin bangsa ini terpecah belah. Sebagai contohnya ia menerangkan kondisi yang terjadi di Uni Soviet, sebuah Negara besar dengan kekuatan besar, akan tetapi kemudian hancur terpecah menjadi beberapa Negara dan itu semua karena proses politik yang tidak mengedepankan persatuan dan kesatuan. Karena itu Rendy menekankan agar pemuda muhammadiyah bisa mengambil peran besar yaitu menjaga dan mempertahankan kemurnian ideologi pancasila dan UUD 1945.
“Pemuda Muhammadiyah harus berdiri tegak dibarisan paling depan untuk menjaga kemurnian ideologi pancasila, ini adalah peran kebangsaan yang besar, sebab telah banyak upaya yang dilakukan untuk merubah ideologi Pancasila dan UUD 1945. Karena itu jaga dan pertahankan itu semua.” Tandasnya.