Oleh : Indrayani, S.Pd.,M.Pd.
Sektor informal memiliki peranan yang cukup strategis dalam pembangunan ekonomi, khususnya dalam mengatasi kemiskinan dan pengangguran. Hal ini berkaitan pula dengan peranan pendidikan ekonomi di sektor informal melalui transformasi nilai dan karakter dalam aktifitas bisnis atau usaha. Sektor informal didominasi oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Pendidikan ekonomi non formal sebagai alternatif untuk layanan Pendidikan masyarakat dalam menghadapi persaingan usaha serta dalam penguatan pengelolaan UMKM menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Kondisi pendidikan nonformal di Kabupaten Penajam Paser Utara terutama pada sektor pariwisata belum berjalan dengan efektif. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Penajam Paser Utara, jumlah UMKM pada tahun 2021 adalah 23.227 UMKM. Jumlah UMKM yang tinggi merupakan peluang dalam rangka pemulihan ekonomi bagi masyarakat. Tetapi, besarnya jumlah pelaku UMKM berdampak pada kompleksitas permasalahan UMKM itu sendiri. Di Kabupaten Penajam Paser Utara terdapat enam masalah sektor informal pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yaitu dari aspek sumber daya manusia, aspek produksi/operasional, aspek finansial, aspek pemasaran, aspek kemitraan dan aspek regulasi. Problematika tersebut tentu saja tidak hanya menjadi tanggungjawab Pemerintah selaku stakeholder, namun perlu adanya koneksivitas antara pelaku UMKM, Pemerintah melalui dinas terkait, pihak swasta maupun Non Governmental Organization (NGO).
Pembangunan ekonomi di Kabupaten Penajam Paser Utara didukung oleh pengembangan pariwisata melalui kelompok masyarakat. Kepariwisataan dalam aspek pemberdayaan masyarakat ini melibatkan beberapa aktor seperti organisasi kemasyarakatan (local comunity organization). Misalkan keberadaan kelompok sadar wisata yang terdapat di Kabupaten Penajam Paser Utara diantaranya adalah pokdarwis tiram tambun, pokdarwis pantai nipah-nipah Sipakario, pokdarwis tanjung berseri, pokdarwis karya bahari, pokdarwis sinar bahari, pokdarwis tanjong jumlai, pokdarwis tanjong gemilang, pokdarwis pemuda waru tua, pokdarwis pejala, pokdarwis gelora, dan pokdarwis bangkit bangun mulya. Eksistensi ke sebelas Pokdarwis tersebut tentu saja memberikan warna tersendiri bagi pengembangan pariwisata dan perekonomian masyarakat melalui kegiatan UMKM yang dilakukan masing-masing kelompok tersebut. Sehingga aspek penting yang mesti dilakukan yakni peningkatan literasi ekonomi dan pemberdayaan masyarakat yaitu dengan memotivasi pelaku UMKM, peningkatan kesadaran dan pelatihan kemampuan pengelolaan ekonomi dengan pertimbangan rasionalitas, manajemen diri, serta mobilisasi sumberdaya baik manusia, modal maupun usaha. Harapannya adalah melalui pemberdayaan masyarakat yang terwujud melalui sinergitas semua pihak, kegiatan UMKM pada sektor pariwisata secara perlahan dapat menuju go public seiring dengan keberadaan Ibukota Negara Nusantara.
Penulis adalah Mahasiswa S3 Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Malang, Ketua Pusat Kewirausahaan Universitas Balikpapan dan Founder Forum Ekonomi Kreatif Penajam Paser Utara.