etamnews.com – Samarinda. Hari kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober merupakan momentum bagi bangsa Indonesia untuk mengingat perjalanan sejarah dalam mempertahankan ideologi negara.
Perjuangan panjang tersebut perlu diingat oleh setiap generasi agar bisa dijadikan cermin dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.
Upacara peringatan yang digelar dalam kondisi pandemi saat ini dihadiri oleh sejumlah perangkat upacara terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Sementara hadir secara virtual ialah para pimpinan dan anggota lembaga negara, para menteri Kabinet Indonesia Maju Jilid II, para gubernur, bupati, dan wali kota, para keluarga pahlawan revolusi, dan lainnya.
Demikian halnya dengan segenap jajaran petugas Lapas Kelas IIA Samarinda pun mengikuti upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila secara virtual di Lapas Kelas IIA Samarinda.
Upacara yang dimulai pada pukul 07.30 WIB (08.30 wita) dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo dan baru selesai sekira pukul 08.30 WIB (09.30 wita).
Usai mengikuti upcara peringatan Hari Kesaktian Pancasila, seluruh jajaran petugas Lapas Kelas IIA Samarinda yang dipimpin M. Ilham Agung Setyawan itu selanjutnya mengikuti kegiatan Doa Bersama yang diselenggarakan Kementerian Hukum dan HAM yang bertajuk ” Doa Kumham Untuk Negeri.”
Saat ditemui media ini setelah rangkaian acara Upacara Hari Kesaktian Pancasila dan Doa Bersama selesai, Kalapas Kelas IIA Samarinda menyampaikan bahwa peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini memiliki makna yang sangat besar bagi segenap anak bangsa. Menurutnya, Pancasila sebagai Idiologi Negara telah melalui berbagai batu uji dan salah satunya adalah peristiwa G30 S PKI. Ia juga menambahkan bahwa bangsa Indonesia patut bersyukur karena memiliki Pancasila sebagai perekat dan pemersatu bangsa Indonesia yang memiliki keaneka ragaman suku, agama dan adat serta budaya.
” Saya kira semua kita memahami bahwa peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini memiliki makna yang sangat besar bagi semua anak bangsa, sebagai sebuah ideologi, Pancasila ini sudah melalui berbagai ujian dan tentu saja salah ujian itu adalah peristiwa Gestapu atau yang juga dikenal dengan peristiwa G30 S PKI. Karena itu sebagai bangsa, kita patut bersyukur karena kita memiliki Pancasila sebagai perekat dan pemersatu bangsa ditengah keanekaragaman atau kemajemukan suku, agama, budaya dan adat istiadat.”
Disinggung mengenai kegiatan Doa Bersama yang dilaksanakan oleh Kementerian Hukum dan HAM, pria yang juga biasa disapa Ilham itu menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian dari peringatan Hari Dharma Karya Dhika (HDKD) atau HUT Kementerian Hukum dan HAM yang jatuh pada tanggal 30 Oktober mendatang.
” Ya, Doa Bersama untuk negeri ini memiliki dimensi yang luas ya, jadi dilaksanakan hari ini diantaranya untuk mendoakan para pahlawan kita yang gugur demi kemerdekaan bangsa khususnya pahlawan revolusi yang gugur pada peristiwa G30 S PKI, kemudian juga mendoakan bangsa dan rakyat Indonesia agar terhindar dari Covid 19 dan semoga covid 19 segera berlalu sebagaimana harapan kita semua. Kegiatan Doa Bersama Untuk Negeri hari ini juga merupakan salah satu rangkaian dari peringatan Hari Dharma Karya Dhika atau HUT Kementerian Hukum dan HAM yang puncaknya pada tanggal 30 Oktober nanti.” Demikian pungkasnya.