etamnews.com – Samarinda. Petugas dan warga binaan pemasyarakatan (WBP) berjibaku memadamkan kobaran api yang menyala di lapas kelas IIA Samarinda dibantu Petugas Pemadam Kebakaran dari Dinas PMK Kota Samarinda dan PMK Yayasan Yong Jing.
Kepanikan melanda seisi lapas dan ada yang berteriak histeris, para petugas Lapas berupaya memadamkan api dengan alat pemadam kebakaran ringan (APAR) yang tersedia di beberapa titik. Kepanikan dan kecemasan semakin menjadi ketika api tak kunjung padam sementara alat pemadam kebakaran telah habis digunakan.
Begitulah kira-kira gambaran kondisi ketika kebakaran terjadi didalam Lapas yang ruangnya sangat sempit, dengan alat pemadam kebakaran yang sangat terbatas.
Kondisi tersebut terlihat dalam kegiatan simulasi penanganan kebakaran yang dilaksanakan oleh Lapas Kelas IIA Samarinda pada hari ini Rabu, 15 September 2021.
Kegiatan simulasi tersebut dilaksanakan dalam rangka mengantisipasi terjadinya musibah kebakaran yang bisa terjadi sewaktu-waktu terutama pasca terjadinya kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang yang menelan korban jiwa sebanyak 44 orang WBP.
Hadir sebagai instruktur kegiatan adalah tim pemadam kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran (DPMK) Kota Samarinda yang di koordinatori Polly Rahman dibantu oleh tim Pemadam Kebakaran dari Yayasan Yong Jing Samarinda, para petugas Lapas terlihat sangat antusias mengikuti penyampaian teori dan praktek memadamkan kebakaran.
Kegiatan yang dimulai sekira pukul 09.00 – 11.30 wita itu dihadiri langsung oleh Kepala Lapas Kelas IIA Samarinda (M. Ilham Agung Setyawan), Kepala Satuan Pengamanan (Tri Haryanto), Kasubsi Keamanan (Fauzi Halim), Kaur Umum (Hidayatullah) dan seluruh petugas pengamanan Lapas Kelas IIA Samarinda.
Petugas Damkar dari DPMK memberi pengetahuan cara memadamkan api dengan peralatan yang bisa digunakan seperti APAR (Alat Pemadam Api Ringan), karung basah dan penggunaan alat pemadam kebaran berat sebagaimana yang biasa digunakan Petugas Damkar. Selain itu, pihak DPMK juga memberikan penjelasan bagaimana cara menangani tabung gas elpiji yang terbakar hingga teknik evakuasi.
Kalapas Kelas IIA Samarinda mengatakan bahwa pelaksanaan simulasi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada seluruh petugas Lapas tentang bagaimana cara menangani kebakaran, sehingga ketika musibah terjadi para petugas telah siap.
” Simulasi ini kami laksanakan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada petugas Lapas dalam hal menganani kebakaran, tentu saja kita berdoa agar tidak terjadi hal-hal buruk, akan tetapi kalaupun terjadi, petugas sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk meminimalisir jatuhnya korban dan simulasi ini menjadi sangat penting bagi kami.” Tutur kalapas.
Kalapas juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak DPMK dan PMK Yayasan Yong Jing yang telah bersedia untuk membagi pengalaman mereka dalam menangani kebakaran.
” Sebagai kalapas, saya meyampaikan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tim instruktur dari DPMK dan PMK Yayasan Yong Jing, yang bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada kami. Saya juga berharap semoga dengan simulasi ini, seluruh petugas Lapas Kelas IIA Samarinda bisa semakin sigap dan tanggap bencana.” pungkasnya.
Terkait materi simulasi, koordinator tim Pemadam Kebakaran DPMK Kota Samarinda Polly Rahman menjelaskan, bahwa pihaknya memberikan beberapa pengetahuan tentang cara menangani kebakaran, mulai dari penggunaan APAR, karung basah hingga cara menggunakan alat pemadam kebakaran yang biasa mereka gunakan, ia juga menambahkan, bahwa tidak hanya teori tetapi juga pihaknya langsung memberikan praktek penaganan kebakaran di Lapas.
” Kami membagi pengetahuan dan pengalaman kepada teman-teman petugas Lapas Kelas IIA Samarinda khususnya mengenai cara menangani kebakaran dengan menggunakan beberapa alat, yang pertama cara perawatan dan penggunaan APAR, karung basah dan Alat Pemadam Kebakaran berat sebagaimana yang biasa kami gunakan. Jadi setelah teori kita jelaskan, langsung dilanjutkan dengan praktek, sehingga teman-teman petugas Lapas bisa benar-benar paham baik secara teori maupun praktek.” ujarnya. (red.hai)