Etamnews.com – Nasional. ADANYA vaksin Covid-19 dan proses vaksinasi yang tengah berjalan di dunia memberikan harapan pandemi ini akan segera berakhir. Masyarakat di dunia diprediksi bisa kembali hidup normal seperti sebelum pandemi dalam 2-3 tahun lagi karena adanya vaksin.
Meski demikian, Profesor Global Health Policy di London School of Economics Clare Wenham, pandemi Covid-19 tidak akan usai hingga populasi dunia terlindungi dari infeksi sebelum vaksin disuntikkan.
Berdasarkan data baru semua manusia akan disuntik vaksin Covid-19 pada 2023 atau 2024. Ini karena butuh waktu untuk memproduksi dan mendistribusikan vaksin bagi miliaran penduduk dunia.
“Dan mendistribusikannya saat ini mungkin akan membawa kita kembali normal lebih cepat lagi,” kata Clare.
Lalu kapan pandemi Covid-19 akan berakhir Indonesia?
Indonesia juga menjadi salah satu negara yang sudah memulai program vaksinasi Covid-19, yang dimulai dari tenaga kesehatan, petugas layanan publik, kelompok lansia, dan barulah masyarakat luas. Dengan begitu diharapkan akan tercipta kekebalan kelompok atau herd imunity dari vaksinasi ini.
Di Indonesia diperkirakan akan terbentuk herd immunity pada Maret 2022, dengan 70% kelompok masyarakat sudah disuntik vaksin Covid-19.
“Berdasarkan hitungan Bappenas akan bisa tercapai pada Maret 2022. Dengan total 70% dari total masyarakat Indonesia bisa divaksin atau mencapai 181,5 juta penduduk Indonesia,” ujar Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Bappenas, Subandi belum lama ini.
Kepala Bappenas Suharso Monoarfa sebelumnya mengungkapkan pandemi Covid-19 kemungkinan baru bisa terkendali pada September 2021. Hal ini pun juga sesuai dengan kajian yang dilakukan, tim riset Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menyebutkan wabah Corona di Indonesia seharusnya sudah bisa terkendali pada September 2021.
Perhitungan TIM FKM UI menjelaskan, cakupan vaksinasi yang diperlukan harus mencapai 70.980.000 orang, dengan jumlah vaksinasi per hari 930 ribu suntikan. Dengan begitu target vaksinasi disebut tim FKM UI tercapai dalam 167 hari.
Syaratnya agar wabah menurun angka reproduksi efektif (Rt) harus bisa dikendalikan. Dalam rangka untuk mengendalikan wabah pada September 2021, ada beberapa asumsi dan parameter yang harus diperhatikan, terutama dalam melakukan vaksinasi.
Parameternya dari vaksin misalnya, efektivitas vaksin harus mencapai 65%, dengan dua dosis suntikan dengan jeda 14 hari dan efek perlindungan optimal tercapai 14 hari setelah vaksin kedua.
Kemudian vaksinasi masyarakat umum, harus dimulai pada 1 Maret 2021 dengan 31.000 vaksinator, dan setiap satu orang vaksinator harus melakukan vaksinasi kepada 30 orang per hari.
Artinya, jumlah orang yang perlu divaksinasi sebanyak 70,98 juta orang, dengan jumlah pemberian vaksin sebanyak 141,96 juta suntikan, dan jumlah vaksinasi per hari harus mencapai 930 ribu suntikan. “Target vaksin tercapai dalam 167 hari. Hasil estimasinya, wabah mulai terkendali pada September 2021, terjadi penurunan kasus baru secara konsisten,” jelas Suharso.
Hasil yang lebih cepat bisa dicapai apabila pemerintah mendapatkan tambahan vaksin Pfizer, AstraZeneca dan Novavax yang mempunyai efikasi lebih tinggi. Penambahan jumlah vaksinator dengan kapasitas yang meningkat, diiringi dengan persediaan cold chain juga menjadi faktor pendukung berikutnya.
Sementara itu, Presiden Jokowi menegaskan berbagai upaya pencegahan yang telah dilakukan perlu untuk dilanjutkan. Termasuk di antaranya disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, serta vaksinasi yang makin cepat.
Dalam acara paparan Penanganan Covid -19 Kamis ( 3/3), Jokowi menyinggung sejumlah data perkembangan COVID-19. Salah satu yang dinilainya membaik adalah kasus kesembuhan yang mencapai 86,18 persen pada 3 Maret 2021, lebih tinggi dari angka global yakni 78,93 persen.
Kasus aktif hingga 3 Maret 2021 tercatat 11,11 persen, juga lebih rendah dibanding angka global. “Artinya kasus aktif di negara kita, Indonesia, lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia,” Namun Jokowi memberi catatan pada angka kematian yang masih ada di angka 2,71 persen. Capaian ini perlu diperbaiki karena rata-rata kematian di seluruh dunia ada di angka yang lebih rendah yakni 2,22 persen. (red)*
Dikutip dari berbagai sumber*